Berbagai cara mempromosikan Indonesia di luar negeri. Lewat budaya Kuliner, Batik atau Musik. Seperti Mahasiswa Indonesia di TU Eindhoven dan Fontys Hogeschool yang menulari masyarakat Eindhoven dan sekitarnya bermain Angklung.
"Sekalipun Anda belum pernah memegang angklung, jangan ragu untuk berpartisipasi!" demikian bunyi iklan Angklung Eindhoven di koran online Eindhoven."Alat musik ini mudah dimainkan, dan kami akan membantu Anda dan memperagakan irama indah yang diproduksi oleh bambu. Jadi jangan segan, segeralah mendaftar ke Ayuta Nandiska, telefoon: 0615505976."
Angklung Eindhoven adalah angklung ensemble yang berdiri sejak 2010, dengan tujuan memperkenalkan budaya Indonesia ke masyarakat Belanda pada umumnya dan penduduk Eindhoven pada khususnya. Angklung Eindhoven sudah dua kali menggelar pertunjukan besar Juni 2012 dan Mei 2013, dengan sambutan yang antusias, demikian tulisan yang aslinya dalam Bahasa Belanda itu.
Disebutkan bahwa Angklung Eindhoven, sebagian besar dari Mahasiswa Universtitas Teknik Eindhoven dan Fonthys Hogeschool, yang memiliki latar belakang Indonesia. Menarik sekali menyadari bahwa kelompok yang manggung tampil ceria itu berlatih berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk bisa memberikan sajian musik Bambu dengan sempurna dan menggoda.
Para generasi muda ini tetap mengerjakan tugas kampus, ujian dan nulis paper. Entah sadar atau tidak mereka sejatinya sedang menghidupkan kembali budaya Indonesia yang sebelumnya kurang dikenal di Dunia Barat dan mulai tenggelam di Negeri Sendiri.
Regenerasi
Angklung Eindhoven mencanangkan konser baru pada 7 Juni 2014. Untuk konser ini tampaknya dibutuhkan musisi-musisi baru. Barangkali satu persatu mahasiswa yang merangkap pemusik Angklung sudah harus kembali ke Indonesia karena studinya sudah rampung.
Bakat Mozart
Bagi kawan yang sekarang masih bingung,kontribusi untuk Tanah Air, silakan mendaftarkan diri ke Ayuta Nandiska, telefoon: 0615505976 . Siapa tahu pada diri Anda ada bakat setingkat Mozart yang masih terpendam. Repetisi pertama sudah akan digelar pada 18 November 2013 ini.
Malu Sama Cina
Satu catatan yang kurang penting dari Serbalanda: Dari sederetan musisi angklung yang tampak di video, sepertinya tidak sedikit yang berlatarbelakang Tionghoa. Serbalanda jadi malu dengan pemain Angklung #keturunan lebih mahir. Serbalanda sendiri yang keturunan Sunda (asal muasal Angklung) tidak bisa memainkan istrumen bambu ini. Dari zaman Ivana Lie, kok malah #keturunan yang lebih peduli pada pelestarian olah raga dan budaya Indonesia?
0 Tanggapan:
Posting Komentar