__

|SERBALANDA|

|SAHABAT BERWISATA DI EROPA|

Home Private dan Paket Tour Obyek Wisata Eropa Hubungi Kami

Service Kami

Supir Santun

dengan senang hati, kami menemani kawan jalan-jalan di Eropa

Read More

Private Tour

Kami siap mengantar wisatawan berkunjung ke tempat tujuan sesuai keinginan. Pelayanan dengan penuh keramahan dan kenyamanan.

Read More

Paket Tour

Kami menawarkan wisata Open Trip di Eropa dengan kendaraan yang nyaman dan perjalanan yang menyenangkan.

Read More

Syarat dan Ketentuan

Aturan main untuk pemesanan, pembayaran dan pengiriman.

Read More

Berita Hangat

2014/08/28

Jeffry Pondaag Pejuang Indonesia di Belanda

Jeffry Pondaag Pejuang Indonesia di Belanda

Jeffry Pondaag dan 3 Penggugat Diterima wakil Partai Sosial
Jeffry Pondaag, kurang dikenal di masyarakat Indonesia. Namun bagi media dan masyarakat Belanda, dia adalah pejuang yang "merepotkan." Presiden Jokowi pasti suka Jeffry!


Kamis 28 Agustus 2014 ini berlangsung proses pengadilan di Den Haag Belanda. Proses menggugat negara Belanda yang dinyatakan bertanggungjawab atas pembantaian ribuan orang di Sulawesi Selatan pada tahun 1947. Pembantaian itu dikomandoi oleh Kapten Westerling.

Proses pengadilan menuntut pengakuan dan ganti rugi adalah prakarsa dari Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB). Jeffry Pondaag adalah motor dari yayasan Belanda pemerhati rakyat sipil Indonesia. Organisasi ini mendatangkan tiga penggugat dari Indonesia.


Ibu Paturusi (82 tahun), Pak Halik (76 tahun) dan Pak Monji (77 tahun). Mereka adalah korban dan saksi hidup dari pembantaian oleh tentara Belanda. Para pelakunya, termasuk Kapten Raymond Pierre Paul Westerling sampai hari ini tidak pernah diadili.

Abdul Halik, Bu Paturusi dan Pak Mondji (Munji)


Ketiganya pada tahun 1947 itu kehilangan ayah mereka yang ditembak mati tentara Belanda. Pak Monji menyaksikan langsung penembakan ayahnya. Eka Tanjung dari Serbalanda melihat penuturan emosional Pak Mondji menceritakan kejadian yang sudah hampir 70 tahun silam.

Dia tidak bisa membendung air matanya jatuh membasahi pipi warna coklat tua itu. Matanya tampak kusam karena derita yang disandangnya sejak menyaksikan ayahnya dibunuh. "Saya menyaksikan ayah ditembak di keningnya. Pelakunya tentara Belanda bertangan kidal," ungkapnya kepada Eka Tanjung dari Serbalanda.

Blog Serbalanda

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Team Serbalanda

Eka Tanjung
CEO
Aslam Hanif
Creative Designer
Supir Santun
Driver Guide
Mercy Vito
Armada

Contact

Info Serbalanda

Silakan Menghubungi Whatsapp atau Mengisi Formulir

Kantor:

ALMERE - BELANDA

Jam Buka:

Kami Selalu Siap Dihubungi

WHATSAPP:

+31645003336