Mungkin saya harus mengaku kecanduan atau addicted pada suatu hobby, "Sepeda Tua" atau Onthel. Sejak bulan ini minat ingin tahu tentang sepeda tua makin tinggi saja. Ini berbahaya karena kecintaan pada sepeda memang sudah ada sejak kecil.
Masa Kecil
Sejak usia 4 tahun sudah berkenalan dengan sepeda tua milik Simbah Kakung Supadi Sastrodiwiryo di Sumberlawang Sragen. Masa-masa kecil yang indah itu ku lewati bersama beliau dan Eyang putri. Kakek adalah pensiunan mantri polisi di Gemolong Sragen, yang akhirnya pindah ke kampung Ngandul Sumberlawang setelah masa pensiun.
Lap Sepeda
Kembali soal sepeda. Mbah kakung seingat aku selalu mengelap dan memperbaiki sepedanya setiap hari. Beliau tidak suka memelihara atau mengurung binatang seperti burung. Beliau menilai bahwa burung seharusnya bebas terbang dan bernyanyi. Dan untuk menikmati indahnya bulu burung dan merdunya ocehannya, menurut beliau tidak harus di kandangi, tapi di alam bebas.
Mulus
Sehingga sepeda dan bertanamlah yang paling banyak menghabiskan hari-hari beliau di masa pensiunnya. Ketika beliau memperbaiki sepeda (Holden?) nya yang mengkilat dengan suara versneling yang cek-cek-cek.. mulus sekali, saya selalu ada disampingnya. Bagi beliau sepeda dan apapun harus tampil oke dan sempurna. Saya biasanya bermain dengan alat-alat reparasi obeng, kunci inggris, tang, palu dll yang disimpan di kotak kayu, buatan tangan beliau.
Belanda
Kenangan itu sekarang di sekitar ulang tahunku yang ke 45, muncul kembali. Seperti yang sudah diatur dari atas, hari-hari itulah aku membaca dan mendengar tentang sepeda tua merek Fongers, Burgers, Simplex dan Gazelle yang semuanya itu buatan Belanda, negeri tempat aku berpijak sekarang ini.
Kangen
Rasa ingin tahu segara terobati dengan banyaknya tulisan di internet mengenai sepeda itu, dan kenangan indah bersama Simbah Kakung Supadi Sastrodiwiryo pun muncul kembali. Mungkin kedepannya saya akan lebih banyak lagi menulis tentang sepeda, atau bahkan ikut-ikutan menjadi pemburu sepeda tua.
Nostalgia
Lihat saja, itu tergangung dari waktu dan kesempatan, karena ini bukan hobby yang murah. Semakin tua, barang malah semakin mahal harganya, selama dia tahan lama. Atau ini hanya sekedar nostalgia kerinduan saya pada masa bahagia bersama Simbah Kakung dan Eyang Putri di Sumberlawang.
0 Tanggapan:
Posting Komentar