2014/04/17

Sukses Menularkan Korupsi di Belanda

Jokowi calon presiden dari Partai PDI-P mulai tidak waras. Dia ingin membentuk kabinet bebas korupsi. Begitu lancangnya dia ingin mengubah budaya bangsa yang telah susah payah disosialisasikan. Kita harus pilih si Asep Galing saja. 

Dia adalah pria kampung yang berhasil menularkan korupsi di Belanda. Dia berkisah tentang pengalaman di pelataran parkir ngerjain bule. Berikut ceritanya:

Kamis kemarin aku dapat pemasukan uang ekstra di tempat parkir. Aku "menjual" kartu bukti parkir ke seorang pemilik mobil yang kena denda. 

Kartu parkir senilai 2,20 euro dijual 10 euro, berarti laba 7,80 euro. Ternyata bule itu milih bayar 10 euro daripada 50 euro untuk kas negara. Aku sukses memperkenalkan atau tepatnya mengembalikan korupsi ke Belanda! 

Di Belanda ini parkir kendaraan roda empat di kawasan pusat kota wajib bayar parkir dan ada tiga cara. Di gedung parkir, pake pakir meter atau bon di balik kaca. Dalam kasusku, model yang ketiga. Pasang bon di balik kaca. 

Hari itu aku parkir di pasar Hilversum dan beli bon parkir untuk 60 menit, dari 14:02 sampai 15:02. Jam tiga kurang sepuluh aku sudah kembali ke mobil. Di sana aku lihat cowok bule marah-marah mengumpat di muka mobilnya. Di tangannya ada formulir warna kuning. Ternyata polisi pemeriksa telah meninggalkan formulir denda itu di bawah waiper. Formulir kuning itu adalah momok bagi setiap pengemudi. 

Aku menghampirinya sembari memasang tampang turut prihatin. "Wah sial banget elo ya, kurang ajar bapak pengontrol itu," ungkapku sembari menampakkan air mata buaya sambil melempar pandangan ke kertas denda itu. 

Rupanya dia kena 50 euro, karena jam di bon parkirnya sudah kelewat setengah jam. Dia tak hentinya terus mengumpat pemerintah Belanda dan seluruh isinya. 

Tentu saja instink kreatifku mencium celah korupsi di situ. "Bagaimana caranya memeras orang ini." Bak para pejabat bersafari. 

Dengan kalem aku menghela nafas dalam-dalam lalu sedikit bedaham. "Ehhemm, anu sebenarnya begini," ungkapku dalam bahasa Belanda lancar. "Aku ada idee supaya Anda bisa terbebas dari denda 50 euro itu." 

Pria berambut cepak itu tampak tertarik pada gagasanku, sambil mendesak ingin tahu"Gimana caranya?"

"Begini aja, Anda bisa pake bon saya ini, untuk menghindar denda." Di Belanda caranya dengan mengirim surat ke Kementerian Kehakiman dan mengutarakan argumen dan buktinya. 

"Katakan bahwa Anda memasang bon ini di belakang kaca mobil tapi si pemeriksa lah mungkin tidak melihat dengan baik." Biasanya bon itu bisa menjadi bukti pembatalan denda. Cowok bermobil Audi A4 itu mangguk-mangguk kagum. "Wah tidak pernah terpikirkan cara itu. boleh deh.. mana bonnya?" 

Wah umpan sudah mulai disantap. Aku jadi ingat rahasia sukses mengail belut di sawah di Cianjur dulu. "Kalau sudah nyanggut, ulah diluepas deui cep, panteng teras!" nasihat pak Udin seorang petani tetangga kami di Cianjur yang selalu kuingat. 

Kembali aku berdaham "Ehhemm.. gini.. kamu boleh saja sih .. dapet bon ku. Tapi balasannya apa dong?" Sambil menyerahkan lembaran bon seharga 2,20 euro itu. 

"Ya apa balasannya?" Ia balik bertanya, dengan bon ditangan dan tanpa menyembunyikan raut bahagia. 

Aku sudah tidak sabar lagi, karena udara mulai dingin dan aku ogah buang-buang waktu"Biasannya aku kasih gratis dan aku mau tolong tanpa imbalan. Tapi ehhemmm anu aku ni butuh duit banget. Barusan mau ambil uang di ATM, tapi ternyata rekeningku kosong. Padahal aku perlu kirim uang ke ortuku di Indonesia..untuk beli obat" aku membual saja, sambil menjual nama keluarga dan negara. 

Itu kan sudah biasa! 
"Voor een tientje, mag je hem houden." "Sepuluh euro, bon itu buat kamu." Sambil ngedumel entah dalam bahasa apa, akhirnya dia mengeluarkan lembaran 10 euro dari kantongnya. 

Sebelum diulurkan, aku lekas sambar uang kertas itu. " Veel Succes!" kataku mesem sembari bergegas masuk mobil. "Sudah berhasil kutularkan korupsi di Belanda!" gumamku euforis. " 

Contact

Info Serbalanda

Silakan Menghubungi Whatsapp atau Mengisi Formulir

Kantor:

ALMERE - BELANDA

Jam Buka:

Kami Selalu Siap Dihubungi

WHATSAPP:

+31645003336