2014/12/13

Hati-hati Jika Indonesia Buka 10 Restoran di Belanda!

Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya akan membuka 10 restoran Indonesia di setiap negara. Apakah juga di Belanda yang sudah ada ratusan resto Indonesia?


Trobosan Baru
Eka Tanjung dari Serbalanda, mencatat banyak terobosan baru yang dilakukan pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menteri Perikanan Susi menerapkan kebijakan tegas terhadap kapal asing yang mencuri ikan di perairan Indonesia. Menteri Imam Nahrawi akan melakukan pembenahan sepak bola nasional. Dan masih banyak lainnya. Semua menteri tampaknya mendapat perintah untuk "Kerja-Kerja-Kerja."


10 Resto Tiap Negara
Pekan lalu giliran Arief Yahya Menteri Pariwisata mengumumkan target membuka 10 restoran Indonesia di tiap negara di dunia. Pria kelahiran Banyuwangi itu menyampaikan rencananya pada pembukaan Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara 2014 di Jakarta 12 Desember 2014 lalu.



Nama Indonesia
Arief Yahya meyakini kuliner dapat menjadi citra pariwisata Indonesia dan sebagai sarana memperkenalkan nama Indonesia di dunia internasional. Selanjutnya pria kelahiran 2 Maret 1961 itu menambahkan bahwa pembangunan restoran di luar negeri dimaksudkan agar bangsa Indonesia lebih menghargai budaya negeri sendiri. Kuliner sendiri merupakan industri ekonomi kreatif berbasis budaya. Menurut Arief, hampir semua negara menggunakan makanan untuk diplomasi negara. 


Membaca berita dari berbagai sumber di Indonesia, Serbalanda menyambut positif, karena punya tujuan yang baik dan kreatif. Setuju masyarakat dunia bisa mengenal Indonesia lewat budaya makanan. 

Sate Anoa
Eka Tanjung membayangkan dua tahun lagi penduduk kota Quebec Kanada berbondong-bondong ingin datang ke Indonesia setelah menyantap Sambel Goreng Terong dan Cah Petai Cina di restoran "Salero Uda" di kotanya.  Dengan masakan asli dari satwa Indonesia, bisa menggugah minat. Lidah bule Kanada digoyang oleh Pedah Goreng Mentega atau Sate Anoa Bumbu Bugis, lalu tersihir untuk berkunjung ke Indonesia. 


Serbalanda setuju dengan pembukaan restoran di Quebec Kanada atau di Ouagadougou ibukota Burkina Faso. Dengan promosi yang kencang, masyarakat bisa mengenal makanan dan negara indah di Khatulistiwa. Tapi maaf saja, apakah masih perlu 10 restoran baru Indonesia di Den Haag atau di Rotterdam?

Di Belanda, makanan Indonesia sudah bukan hal yang asing. Sejak tahun 1922 "Tampat Senang" Den Haag, publik Belanda sudah mulai mengenal makanan Indonesia. Jumlah restoran selera Indoneisa di Belanda terus berkembang. Semua orang Belanda sudah kenal kata "Selamat Makan." 

Belanda Banyak
Hal itu disebabkan karena jumlah penduduk berlatarbelakang Nusantara sangat banyak. Dari Hindia Belanda, Maluku, Jawa Suriname dan juga migran Indonesia. Karena lidah tidak bisa berpindah ke lain selera, maka budaya makan Indonesia tetap dipertahankan. Bahkan diperkaya. Banyak di Belanda menu 'baru' yang tidak ada di Indonesia sendiri. Mungkin saat ini sudah ada 300an restoran selera Indonesia yang tersebar di seluruh Belanda, termasuk di Urk yang terpencil pun. 


Restoran Baru?
Tentu saja perkembangan ini akan menimbulkan tanda-tanya dan rasa ingin tahu para pemilik restoran Indonesia di Belanda. Sebagai pengusaha restoran mereka tentunya tidak ingin kehilangan mata pencaharian dan pelanggan. Apakah konsep di Belanda, sama dengan di negara lain. Dibuka 10 restoran baru? Sehingga restoran yang ada tentu akan tersaingi. 


Seleksi
Ataukah akan mengadakan kerjasama dengan restoran Indonesia yang sudah ada sekarang? Kalau demikian, maka timbul pula gempa baru di dunia resto Indonesia di Belanda. Siapa yang akan diajak kerjasama. Bagaimana mekanismenya? Bagaimana nanti respon lainnya yang tidak ikutan gabung?


Retno Marsudi
Serbalanda menganjurkan pada Menteri Yahya agar mendalami secara seksama kondisi setiap negara sebelum menentukan strategi pemasaran budaya, teristimewa di Belanda. Jangan sampai dampaknya malah kontra produktif. Pelajari situasi di Belanda, atau tanyakan pada rekan Anda, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang sudah punya pengalaman lebih lama soal kuliner di Belanda. Sebab Retno sudah meluncurkan gagasan ini ketika baru memulai tugas Dubes di Den Haag Belanda. 


Beliau sukses meluncurkan Diplomasi Kuliner. Indonesia punya banyak jenis makanan dan masakan yang tiada dimiliki negara lain. Jangan kalah dari Thailand mampu mempromokan wisata lewat trobosan kuliner ke Eropa, padahal jumlah makanan tidak sebanyak dan seenak Indonesia. 

Bedanya dengan Indonesia, menurut Serbalanda, karena Bangkok memilik strategi yang tepat dan menjaga mutu.

©Note: Mohon menghargai karya tulis. Jika menggunakan tulisan ini mohon mencantumkan sumber: www.serbalanda.com Terima Kasih

0 Tanggapan:

Posting Komentar

Contact

Info Serbalanda

Silakan Menghubungi Whatsapp atau Mengisi Formulir

Kantor:

ALMERE - BELANDA

Jam Buka:

Kami Selalu Siap Dihubungi

WHATSAPP:

+31645003336